Minyak Berjangka Rebound | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Rifan Financindo - Semarang,Harga minyak mentah rebound sedikit di sesi Asia, Selasa, dengan perkiraan pasokan industri hari ini diharapkan akan menggerakkan pasar.
American Petroleum Institute akan merilis perkiraan minyak mentah AS dan persediaan produk olahan, Selasa. Angka-angka tersebut akan diikuti oleh data resmi dari Departemen Energi AS pada hari Rabu.
Minyak mentah untuk pengiriman Desember di Bursa Perdagangan New York naik 0,19% menjadi $49,65 per barel. Reuters melaporkan bahwa Colonial Pipeline Co menutup pipa bensin dan hasil suling utamanya pada hari Senin yang mengalir dari kilang di Pantai Teluk AS ke tangki penyimpanan di Pantai Timur AS setelah ledakan dan kebakaran di Shelby County, Alabama, di dekat lokasi tumpahan bensin pada bulan lalu.
Semalam, harga minyak menambah kerugian selama sesi perdagangan Amerika, jatuh ke level terendah satu bulan baru di tengah meningkatnya skeptisisme atas pelaksanaan kesepakatan yang direncanakan oleh OPEC dalam membatasi produksi.
Di tempat lain, minyak Brent untuk pengiriman Januari di Bursa Berjangka ICE London terakhir diperdagangkan di 48,58 per barel.
Produsen non-OPEC tidak membuat komitmen khusus pada hari Sabtu lalu untuk bergabung dengan OPEC dalam membatasi tingkat produksi minyak agar bisa menopang harga, menunjukkan mereka ingin kelompok produsen minyak itu memecahkan perbedaan di antara mereka terlebih dahulu.
Pada hari Jumat, anggota OPEC gagal menyepakati tentang bagaimana menempatkan kesepakatan global dalam membatasi produksi, menyusul keberatan dari Iran yang enggan membekukan produksinya, kata sumber-sumber.
Kelompok minyak 14 anggota itu mencapai kesepakatan pembatasan produksi ke range 32,5 juta hingga 33,0 juta barel per hari dalam pembicaraan yang diadakan di Aljazair pada akhir bulan september.
Namun, OPEC mengatakan tidak akan menyelesaikan rincian tentang kuota produksi individu sampai pertemuan resmi berikutnya di Wina pada 30 November.
Pada bulan September, produksi grup tersebut mencapai 33,4 juta barel per hari.
Kemungkinan bahwa produsen minyak pulang dengan tangan hampa dari pertemuan mendatang tampaknya membesar setelah Irak, Iran, Nigeria dan Libya semuanya mengisyaratkan mungkin tidak mengambil bagian dalam kesepakatan pembatasan produksi yang diusulkan tersebut. Sikap Rusia yang belum jelas juga memicu ketidakpastian.
Minyak jatuh ke level terendah satu bulan setelah pembicaraan akhir pekan antara OPEC dan produsen utama lainnya gagal menghasilkan rincian konkret dari kesepakatan untuk mengurangi surplus minyak mentah global.
Minyak mentah turun 3,8 persen di New York, penurunan terbesar dalam lima minggu terakhir. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak mengakhiri pembicaraan tanpa kesepakatan dengan non-anggota seperti Rusia dan Brasil pada hari Sabtu, kata Sekretaris Minyak dan Gas Brasil Marcio Felix. Sehari sebelumnya, OPEC masih belum terselesaikan bagaimana mengalokasikan pemangkasan produksi antara anggotanya yang diumumkan bulan lalu. Irak telah bergabung Iran, Nigeria dan Libya berusaha untuk dikecualikan dari setiap pembatasan produksi.
Minyak diperdagangkan mendekati $ 50 per barel setelah kesepakatan pertama OPEC untuk mengurangi produksi dalam delapan tahun tercapai di Aljazair pada 28 September yang lalu. Harga jatuh lima dari enam sesi terakhir karena keraguan tentang kemampuan OPEC untuk melaksanakan pemotongan pada pertemuan resmi bulan ini. Dengan pertemuan tersebut dibuka di Wina pekan lalu, Sekretaris Jenderal Mohammed Barkindo memperingatkan konsekuensi jika produsen tidak menindaklanjuti kesepakatan untuk mengurangi produksi. Pemulihan harga telah berlangsung terlalu lama, katanya.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember turun $ 1,84 ke $ 46,86 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini adalah penutupan terendah sejak 27 September. Total volume perdagangan adalah 5,3 persen di bawah rata-rata 100-hari. Harga WTI tergelincir 2,9 persen dalam bulan ini.
Minyak Brent untuk pengiriman Desember, yang berakhir pada hari Senin, turun $ 1,41, atau 2,8 persen, ke $ 48,30 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Ini adalah penutupan terendah sejak 27 September. Minyak Brent tergelincir 1,5 persen pada bulan Oktober. Minyak acuan global yang mengakhiri sesi dengan lebih besar $ 1,44 dari WTI. Kontrak teraktif bulan Januari turun $ 2,07 ke $ 48,61.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

Wall Street Anjlok Tersengat Memanasnya Ketegangan Rusia-Ukraina

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK