Minyak Berjangka Tumbang Pagi Ini | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Rifan Financindo - Semarang, Minyak tergelincir karena pengebor AS menambahkan rig selama enam minggu beruntun, memperpanjang penurunan di bawah $ 50 setelah Rusia meragukan kesepakatan dalam waktu dekat dengan OPEC atas pemotongan produksi.
Minyak berjangka kehilangan sebanyak 1,3 persen di New York setelah turun 1,3 persen pada hari Jumat lalu. Jumlah rig minyak yang aktif di AS naik ke level tertinggi sejak Februari, naik 3 menjadi 428, menurut data Baker Hughes Inc. Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan ia tidak mengharapkan untuk menandatangani kesepakatan dengan OPEC selama Kongres Energi Dunia pekan ini di Istanbul setelah kesepakatan kelompok pada bulan lalu di Algiers untuk memangkas produksi.
Minyak telah naik sekitar 10 persen sejak OPEC setuju untuk memotong produksi
untuk pertama kalinya dalam delapan tahun pada 28 September yang lalu. Anggota OPEC akan bertemu pekan ini untuk membicarakan pelaksanaan kesepakatan dan akan memutuskan kuota pada pertemuan resmi kelompok tersebut di Wina pada 30 November.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman November kehilangan sebanyak 66 sen menjadi $ 49,15 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di $ 49,24 per barel pada pukul 07:55 pagi waktu Hong Kong. Harga WTI tergelincir 63 sen untuk ditutup di level $ 49,81 per barel pada hari Jumat. Total volume yang diperdagangkan adalah sekitar 4 persen di atas rata-rata 100-hari. Harga WTI naik 3,3 persen pada pekan lalu.
Minyak Brent untuk pengiriman Desember turun sebanyak 63 sen, atau 1,2 persen, ke $ 51,30 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Kontrak Brent turun 58 sen, atau 1,1 persen, ke $ 51,93 per barel pada hari Jumat. Minyak mentah acuan global untuk bulan yang sama diperdagangkan lebih besar $ 1,54 dari WTI.
Harga minyak mentah jatuh di sesi Asia, Senin, dengan investor mengamatiperkiraan permintaan dan penawaran dari IEA dalam waktu dekat.
Di Bursa Perdagangan New York, minyak mentah untuk pengiriman November anjlok 0,94% menjadi $49,34 per barel. Pada hari Selasa, Badan Energi Internasional (IEA) akan merilis laporan bulanan permintaan dan penawaran minyak global.
Pekan lalu, kontrak minyak berjangka jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga sesi pada hari Jumat pekan lalu, tapi masih mencetak kenaikan mingguan ketiga beruntun akibat pelaku pasar menunggu rincian pembatasan produksi yang direncanakan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak.
Di Bursa Berjangka ICE London, minyak Brent untuk pengiriman Desember tergelincir 58 sen, atau 1,1%, pada hari Jumat untuk menetap di $51,93 per barel pada penutupan perdagangan. Kontrak tersebut reli ke $52,84 pada hari sebelumnya, tertinggi sejak 9 Juni.
Kartel minyak itu juga mencapai kesepakatan untuk membatasi produksi ke range 32,5 juta hingga 33,0 juta barel per hari, pengurangan 0,7% ke 2,2% dari produksi saat ini 33,2 juta barel.
Namun, analis pasar tetap skeptis dalam kesepakatan tersebut, mempertimbangkan bagaimana rencana itu akan dilaksanakan.
Produsen minyak OPEC merencanakan pertemuan informal dengan anggota non-OPEC Rusia di sela-sela Kongres Energi Dunia di Istanbul, Turki, yang berlangsung dari 09-13 Oktober untuk membahas bagaimana menerapkan kesepakatan pemangkasan tersebut. Namun tidak ada keputusan yang diperkirakan akan diambil di Istanbul, kata sumber-sumber OPEC.
Kelompok minyak 14-anggota itu mengatakan tidak akan menyelesaikan rincian atau menyelesaikan perjanjian produksi sampai pertemuan resmi kelompok organisasi tersebut di Wina pada 30 November.
Pelaku pasar terus fokus ke prospek pengeboran AS, di tengah indikasi pemulihan yang berkelanjutan dalam kegiatan pengeboran. Penyedia jasa ladang minyak Baker Hughes mengatakan Jumat malam bahwa jumlah pengeboran sumur minyak AS di pekan lalu naik 3 menjadi 428, menandai peningkatan 14 kalinya dalam 15 minggu.
Beberapa analis telah memperingatkan bahwa reliharga saat ini bisa merugikan diri sendiri, karena mendorong produsen shale AS untuk mengebor lebih banyak, menggarisbawahi kekhawatiran atas melimpahnya pasokan global.
Data menunjukkan persediaan minyak mentah AS jatuh dalam minggu kelima berturut-turut mendorong prospek permintaan konsumen minyak terbesar di dunia itu. Berdasarkan Badan Administrasi Informasi Energi AS, persediaan minyak mentah turun 3,0 juta barel di pekan lalu ke 499,7 juta, terendah sejak Januari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah