Buntut Dokumen Panama, Pendukung Oposisi Tuntut PM Inggris Mundur
Rifan Financindo Berjangka Semarang - Demonstran dan Partai Oposisi di
Inggris menyerukan Perdana Menteri David Cameron untuk mengundurkan diri
setelah urusan keuangan keluarganya disebut-sebut dalam bocoran dokumen
firma hukum Mossack Fonseca yang dikenal sebagai “Panama Papers”.
Kerumunan massa berkumpul di luar kediaman perdana menteri di London
hari Sabtu (9/4) menyerukan Cameron untuk mengundurkan diri.
Bocoran dokumen firma hukum Mossack Fonseca di Panama mengungkapkan
bahwa mendiang ayah Cameron – Ian – memiliki sebagian Blaimore Holdings
yang berkantor di Kepulauan Bahama, di mana Cameron juga memiliki saham.
“Faktanya adalah saya membeli saham dalam unit Trust, saham yang sama
seperti saham-saham sejenis lainnya. Saya membayar pajak sama persis
seperti yang lain. Saya telah menjual saham tersebut, dan faktanya saya
telah menjual seluruh saham yang saya punya ketika menjadi perdana
menteri. Kemudian saya akan mempublikasikan informasi yang ada dalam
pembayaran pajak saya – tidak saja tahun ini tetapi juga tahun-tahun
sebelumnya – karena saya ingin benar-benar transparan,” papar Cameron.
Cameron mengatakan ia yang bertanggungjawab atas kesalahan penanganan
pajak keluarganya dan berjanji akan belajar dari kesalahan tersebut.
Belum jelas apakah pengakuannya itu akan meredam seruan pengunduran
dirinya.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan segera setelah terungkapnya
dokumen-dokumen tersebut, mayoritas warga Inggris memilih diambilnya
tindakan terhadap tempat-tempat perlindungan pajak itu. Tujuh puluh
tujuh persen orang dewasa di Inggris setuju bahwa Cameron memiliki
tanggungjawab moral “untuk memastikan bahwa wilayah Inggris di luar
negeri juga se-transparan mungkin”.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh NGO “Global Witness” itu
mengkampanyekan untuk mengakhiri korupsi dalam sistem ekonomi dan
politik global. Aktivis kampanye senior Rachel Owens mengatakan “Global
Witness” menyerukan transparansi.
Inggris sendiri telah dikenal sebagai lokasi penting bagi orang-orang
kaya untuk memarkir uang mereka, khusus dalam bidang properti.
Setiap bulan kampanye anti-korupsi Roman Borisovitch membantu
menjalankan apa yang disebut sebagai “Tur Kleptokrasi” di ibukota London
untuk menunjukkan rumah-rumah mewah yang dimiliki oleh antara lain
oligarki Rusia dan bilyuner minyak Arab.
Pemimpin-pemimpin Partai Buruh belum menyerukan pengunduran diri Cameron. Tetapi mereka bersikap kritis terhadapnya.
BBC melaporkan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn sebagai mengatakan
perdana menteri ‘’menyesatkan masyarakat’’ dan ‘’telah kehilangan
kepercayaan dari rakyat Inggris’’.
‘’Kecurigaan apapun terhadap seseorang yang membuat peraturan yang
memainkan begitu banyak aturan berbeda, merusak budaya politik dan
demokrasi kita”, tulis wakil pemimpin Partai Buruh Tom Watson di
Newsweek.
Bulan Mei mendatang London akan menjadi tuan rumah KTT anti-korupsi.
Banyak aktivis mengatakan Inggris seharusnya mulai lebih melihat dalam
ke negerinya sendiri.
Komentar