Harga Emas Mendatar Dibayangi Kenaikan Suku Bunga AS
Rifan Financindo Berjangka - Harga emas bergerak mendatar seiring jatuhnya harga minyak yang
didorong pelemahan dolar AS dan pasar saham karena investor terlihat
mengambil langkah antisipasi dengan lebih berhati-hati menjelang
keputusan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed) pada minggu
depan.
Melansir laman Reuters, Kamis (10/12/2015) harga emas di pasar Spot sempat naik 1 persen ke posisi US$ 1.085,20 per ounce, tetapi kemudian stabil di US$ 1.074,31 per ounce.
Melansir laman Reuters, Kamis (10/12/2015) harga emas di pasar Spot sempat naik 1 persen ke posisi US$ 1.085,20 per ounce, tetapi kemudian stabil di US$ 1.074,31 per ounce.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari ditutup naik US$ 1,20 pada posisi US$ 1.076,50 per ounce.
Bank Sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama
kalinya dalam hampir satu dekade pada pertemuan yang akan digelar pada
15-16 Desember.
Sementara harga minyak turun karena pasar mengabaikan penarikan tak terduga stok minyak mentah AS untuk fokus pada produk distilate termasuk diesel, yang dua kali lebih besar dari harapan.
Sementara harga minyak turun karena pasar mengabaikan penarikan tak terduga stok minyak mentah AS untuk fokus pada produk distilate termasuk diesel, yang dua kali lebih besar dari harapan.
Pelemahan harga minyak bisa memicu kekhawatiran deflasi, faktor bearish untuk emas, yang sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dipimpin minyak.
"Kondisi negatif untuk emas akan terjadi beberapa waktu dan terus berlangsung," kata James Steel, Kepala Analis Logam HSBC Securities di New York.
"Kondisi negatif untuk emas akan terjadi beberapa waktu dan terus berlangsung," kata James Steel, Kepala Analis Logam HSBC Securities di New York.
Dia menambahkan dengan gerak perdagangan yang tipis dan ekspektasi
tentang kenaikan suku bunga AS akan terus menutupi harga emas.
"Saya tidak berpikir kenaikan suku bunga akan menjadi kejutan, tetapi akan tergantung pada bahasa the Fed, dan kami bahkan mungkin melihat beberapa dukungan jika terlihat siklus kenaikan akan lebih lambat dari harapan orang-orang," kata Analis Natixis, Bernard Dahdah.
Adapun dolar turun tajam karena investor membersihkan posisi panjang greenback terhadap yen, poundsterling dan euro saat perdagangan, di mana masing-masing mata uang ini naik lebih dari 1 persen.
"Kami mengharapkan tekanan lanjutan untuk emas tahun depan, tergantung pada apakah pasar dipengaruhi kenaikan suku bunga atau tidak, karena dolar akan cukup meningkat," kata Ahli Strategi Citi, David Wilson.
Investor telah meningkatkan taruhan bahwa harga emas akan segera turun ke posisi US$ 1.000 per ons.(Nrm/Ndw)
"Saya tidak berpikir kenaikan suku bunga akan menjadi kejutan, tetapi akan tergantung pada bahasa the Fed, dan kami bahkan mungkin melihat beberapa dukungan jika terlihat siklus kenaikan akan lebih lambat dari harapan orang-orang," kata Analis Natixis, Bernard Dahdah.
Adapun dolar turun tajam karena investor membersihkan posisi panjang greenback terhadap yen, poundsterling dan euro saat perdagangan, di mana masing-masing mata uang ini naik lebih dari 1 persen.
"Kami mengharapkan tekanan lanjutan untuk emas tahun depan, tergantung pada apakah pasar dipengaruhi kenaikan suku bunga atau tidak, karena dolar akan cukup meningkat," kata Ahli Strategi Citi, David Wilson.
Investor telah meningkatkan taruhan bahwa harga emas akan segera turun ke posisi US$ 1.000 per ons.(Nrm/Ndw)
Komentar