Dolar Melemah, Harga Emas Melonjak
Rifan Financindo Berjangka - Jika bursa saham Amerika Serikat
berjatuhan pasca European Central Bank (ECB) atau Bank Sentral Eropa
mengeluarkan stimulus yang mengecewakan, lain halnya dengan harga emas.
Logam mulia ini melonjak cukup tinggi pasca keputusan ECB.
Karena hal tersebut, mata uang euro menguat terhadap dolar, alhasil harga emas pun naik.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari naiik US$ 7,4
atau 0,7 persen menjadi US$ 1.061,2 per troy ounce di divisi Comex, New
York Mercantile Exchange.
ECB memangkas suku bunga dan memperpanjang program pembelian surat
urang selama 6 bulan, mengecewakan investor yang telah menunggu langkah
kebijakan itu.
Harga emas melonjak dipicu dari pergerakan kurs mata uang yang
dipengaruhi oleh kebijakan tersebut. Pelemahan dolar diketahui menaikkan
harga emas.
Mata uang euro perkasa melawan dolar, yaitu naik 3,4 persen menjadi US$ 1,097 per euro.
"Emas reli dari melemahnya dolar," kata Charles Nedoss, ahli strategi
pasar senior dengan LaSalle Futures di Chicago dilansir dari laman Wall Street Journal, Jumat (4/12/2015).
Harga emas telah bergerak di tingkat terendah dalam hampir enam tahun
pada antisipasi bahwa Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunga
untuk pertama kalinya sejak tahun 2006. Sebuah langkah untuk tingkat
yang lebih tinggi dipandang memukul harga emas, yang tidak membayar
bunga dan akan berjuang untuk bersaing dengan aset yield seperti
obligasi Treasury.
Tetapi pada hari Kamis, beberapa pedagang mendapatkan keuntungannya
yakni dengan cara membeli emas di harga sebelum kenaikan dan bergeser ke
sela-sela menjelang data pekerjaan AS dirilis.
"Ini mungkin akan menjadi laporan pekerjaan yang terdekat yang kami
dalam beberapa waktu karena di mana kita berada dengan Fed," kata Bob
Haberkorn, broker komoditas senior RJO Futures di Chicago.
Komentar